Pages

Tuesday, January 5, 2016

7 Fakta Unik dan Mengagumkan dari Kecoa

Dikenal binatang hama yang hidup ditempat kotor dan banyak orang yang menghindari kecoa karena jijik atau takut terkena kencing kecoa yang bisa membuat kulit memar karena sudah banyak orang yang mengalaminya.
Tubuhnya terlihat kecil, namun tersimpan fakta ilmiah yang unik dan nampak luar biasa. Salah satu di antaranya, kecoak dapat hidup meskipun terkena radiasi nuklir.
Berikut ini adalah alasan mengapa kecoak dapat hidup walau terkena radiasi nuklir dan fakta lainnya yang menarik. Dinukil merdeka.com
1. Lebih tua dari dinosaurus
Sebuah studi mengungkapkan bahwa kecoak adalah hewan purba. Bahkan lebih tua dari dinosaurus yang pernah ada di bumi ini.
Dikatakan, kecoak sudah ada 300 juta tahun lebih dulu dari dinosaurus. Uniknya, kecoak mampu bertahan hingga saat ini dan dinosaurus tidak.
2. Penyebab global warming
Diketahui, kecoak mampu kentut dalam kurun waktu 15 menit sekali. Parahnya, kentut yang dikeluarkan kecoak mengandung metana.
Jika dikalkulasi dalam skala global, metana dari serangga (khususnya kecoak) dapat mengakibatkan global warming atau pemanasan global.
Yang unik adalah kecoak dapat kentut meskipun sudah mati dan bertahan melepaskan kentutnya selama 18 jam.
3. Sembilan kali Radiasi Nuklir Tak Membuat Kecoa Mati
kecoak adalah satu-satunya hewan yang dapat hidup dalam serangan bom nuklir. Bahkan dikatakan bahwa setelah tragedi bom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Perang Dunia II lalu, hewan yang masih hidup adalah kecoak.
Hal ini disebabkan oleh sel-sel hidup sensitif pada radiasi kecoak sedang membelah. kecoak membelah pada saat siklus molting, sekitar sekali seminggu. Maka mereka bersifat sensitif pada radiasi hanya sekitar 48 jam, atau 1/4 minggu.
Salah satu yang menarik adalah hadirnya fakta dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mythbuster. Mereka menyebutkan bahwa kecoak baru akan mati saat terkena radiasi 10 kali radiasi yang dibutuhkan untuk membunuh manusia.
4. Memiliki sensor deteksi rasa takut
kecoak dikabarkan memiliki sensor yang dapat mendeteksi rasa takut pada orang-orang di sekitarnya. Apabila Anda merasa takut, maka kecoak akan dapat mengetahui rasa takut Anda dan justru akan mendekati Anda.
Bahkan sebagian dari mereka ada yang hinggap dan menempel di tubuh Anda karena tahu Anda sedang takut pada mereka. Sebab, itulah cara kecoak melindungi diri.
5. Hewan tahan banting
Pertahanan tubuh kecoak bisa dibilang cukup hebat. Serangga ini bahkan tahan banting. Jika Anda mencoba membanting kecoak ini, kemungkinan besar tidak akan mati, kecuali seluruh isi tubuhnya keluar.
Mungkin saja Anda akan menemui kecoak tersebut terdiam dalam kondisi lemah. Jangan percaya! Karena memang itulah kebiasaan kecoak mengelabuhi dan berpura-pura mati. Setelah itu, hewan tersebut akan berlari meninggalkan Anda.
6. Tanpa kepala
Ini adalah fakta yang unik. kecoak dapat hidup meskipun tanpa kepala. Pada dasarnya, semua hewan akan mati jika sudah tidak memiliki kepala, sebab di kepala ada beberapa indra, yaitu mata untuk melihat, hidung untuk bernapas, dan mulut untuk makan.
Namun faktanya, kecoak tidak memerlukan hidung untuk bernapas, karena mereka bernapas melalui ventilator di seluruh tubuhnya.
Sementara untuk makan, kecoak bisa hidup tanpa makanan dalam jangka waktu 1 bulan dan tanpa minuman 1 minggu saja. Jadi logikanya, kecoak akan mati minimal 1 minggu setelah kehilangan kepalanya.

7. Ternyata membunuh kecoa sangat mudah

Jika 1 bom atom belum bisa membunuh kecoak, maka lakukanlah cara ini. Anda harus membalik tubuh kecoak hingga telentang. Percayalah, kecoak tersebut akan mati dengan sendirinya.
Hal tersebut disebabkan oleh ketegangan otot yang terjadi pada tubuh kecoak karena selalu berusaha mengembalikan tubuhnya seperti semua. Dengan begitu, otot-otot tersebut akan kejang dan tegang sehingga dapat membunuh kecoak dengan perlahan.
Ini berdasar fakta-fakta dari hasil penelitian para saintis..

Sejarah Perang Dunia Ke-2

Sayap-Sayap Kehidupan

Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua, disingkat PD II, merupakan konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 hingga 2 September 1945. Namun, ada juga yang berpendapat, perang ini sebenarnya sudah lebih awal dimulai, yaitu pada tanggal 1 Maret 1937, ketika Jepang menduduki Manchuria.

Perang yang melibatkan hampir sebagian besar negara yang ada di dunia ini, merupakan perang terbesar yang pernah ada. Sampai saat ini, setidaknya lebih dari 100 juta personel terlibat dan kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang tewas dalam konflik ini. Berbeda dengan PD I, maka sudah sepatutnya hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dan yang paling dahsyat dalam sejarah perang manusia yang terjadi di muka bumi.

Umumnya, dapat dikatakan, bahwa peperangan dimulai pada saat pendudukan Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 atau 15 Agustus 1945, pada saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada tentara Amerika Serikat (Sekutu), akibat sebelumnya untuk pertama kalinya pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom, senjata nuklir Little Boy dijatuhkan di kota Hiroshima, dan dilanjutkan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkannya bom nuklir lainnya Fat Man di atas Nagasaki.

Setidaknya, akibat serangan bom atom ini, telah membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom tersebut. Dan mayoritas yang tewas pada kedua kota tersebut dan sekitarnya adalah penduduk sipil. Kedua tanggal tersebut menjadi satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi di dunia.

Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri, pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.

Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua : yaitu Afrika, Asia, dan Eropa, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan : Poros dan Sekutu.

Perang terbesar sepanjang sejarah dunia ini, bisa dikatakan dalam keadaan Perang Total, karena pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah dalam melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer.


Latar Belakang Perang Dunia II




  • Latar Belakang PD II :
    • Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento, dengan cita-cita membentuk Italia Raya.
    • Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI.
    • Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.
  • Jalannya Perang :
    • 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
    • Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
    • UK & Perancis membantu Polandia menghadapi Jerman.
    • AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom oleh pasukan udara Kamikaze Jepang.
  • Akhir Perang :
    • Sekutu mendaratkan pasukan di Pantai Normandia, 6 Juni 1944.
    • April 1945, ibukota Jerman, yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet.
    • Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955.
    • Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
    • 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu.
  • 17 Juli - 2 Agustus 1945 » Konfrensi Postdam
    Keputusannya :
    1. Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
    2. Jerman harus membayar pampasan perang
    3. Angkatan perang Jerman dikurangi
    4. Partai NAZI dihapus
    5. Penjahat perang akan dihukum
  • 8 September 1951 » Perjanjian San Francisco
    Keputusannya :
    1. Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
    2. Jepang membayar pampasan perang
    3. Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
    4. Penjahat perang akan dihukum

Peta pihak Yang Terlibat Pada Perang Dunia II

Biru Tua = Pihak Poros Yang Sedang Menduduki Wilayah

Biru Muda = Pihak Poros Yang Sedang Diduduki Musuh Atau Bersekutu

Hijau Tua = Uni Soviet

Hijau Muda = Uni Soviet Yang Sedang Diduduki Musuh


Merah = Sekutu

Merah Muda
= Wilayah Sekutu Yang Diduduki Musuh


Abu-abu
= Wilayah Netral Yang Dipengaruhi Amerika


Putih = Netral





Pihak yang terlibat dalam Perang Dunia II

Tanggal : 1 September 1939 – 2 September 1945

Lokasi : Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika.

Hasil : Kemenangan sekutu, munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adidaya, terbentuknya blok-blok yang menjurus ke Perang Dingin, mulai lepasnya negara-negara jajahan Eropa.


Pihak Yang Terlibat :


Blok Poros (AXIS)

  1. Bendera Jerman Nazi Jerman : Adolf Hitler
  2. Italia : Benito Mussolini
  3. Jepang : Hideki Tojo

Militer tewas : 8.000.000
Sipil tewas : 4.000.000
Total tewas : 12.000.000

Negara-negara Poros (AXIS) adalah negara-negara yang menentang pihak Sekutu selama Perang Dunia II.

Ada 3 negara utama dalam kekuatan poros, yaitu : Nazi Jerman, Italia, dan Kekaisaran Jepang.

Pada puncak kejayaan mereka, Kekuatan Poros menguasai dominasi daerah yang sangat luas di Eropa, Asia, Afrika dan Oseania/Pasifik. Tetapi, Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan mereka. Seperti pihak Sekutu, keanggotaan negara-negara Poros tidak tetap, dan beberapa negara bergabung dan kemudian meninggalkan negara-negara Poros selama perang berlangsung.

Anggota Poros Minoritas :
  1. Bulgaria, Hongaria, Yugoslavia, Finlandia, Thailand, Rumania
  2. Negara Boneka Jepang :
    Manchukuo, Mengjiang (bagian wilayah di Mongolia), Nanking (bagian wilayah di Tiongkok), Burma, Filipina, dan India
  3. Negara boneka Italia :
    Albania dan Ethiopia
  4. Negara boneka Jerman :
    Serbia
  5. Negara lainnya yang berkoalisi :
    Spanyol dan Denmark
  6. Bekas anggota :
    Uni Soviet, Berdiri sendiri/memihak Sekutu pada 1941.

Blok Sekutu

  1. Britania Raya : Winston Churchill
  2. Uni Soviet : Joseph Stalin
  3. Amerika Serikat : Franklin Roosevelt
  4. Republik China : Chiang Kai-Shek

Militer tewas : 17.000.000
Sipil tewas : 33.000.000
Total tewas : 50.000.000

Blok Sekutu pada Perang Dunia II adalah negara-negara yang berperang bersama melawan Blok Poros (Jerman, Italia, dan Jepang) dari 1939 sampai 1945.

Anggota Sekutu :
  1. Setelah penyerangan Jerman ke Polandia (1939)
    Polandia, Britania Raya (termasuk Kerajaan India & Negara Koloni), Perancis, Australia, Selandia Baru, Nepal, Afrika Selatan, Kanada
  2. Setelah berakhirnya perang Poni (1940)
    Norwegia, Belgia, Luksemburg, Belanda, Yunani, Kerajaan Yugoslavia, Uni Soviet, Tannu Tuva
  3. Setelah pengeboman Pearl Harbor (1941)
    Panama, Kosta Rika, Republik Dominika, El Salvador, Haiti, Honduras,
    Nikaragua, Amerika Serikat, China, Guatemala, Kuba, Cekoslowakia
  4. Setelah pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (1942)
    Meksiko, Brasil, Ethiopia, Irak, Bolivia, Iran, Italia, Kolombia, Liberia
  5. Setelah D-Day (1944)
    Romania, Bulgaria, San Marino, Albania, Hungaria, Bahawalpur, Ekuador, Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela, Turki, Arab Saudi, Argentina, Chile
  6. Setelah pengeboman Hiroshima (1945)
    Mongolia

Perkiraan Jumlah Korban Tewas Pada Perang Dunia II
  1. Uni Soviet = 23.200.000
  2. Cina = 10.000.000
  3. Jerman = 7.500.000
  4. Polandia = 5.600.000
  5. Indonesia = 4.000.000
  6. Jepang = 2.600.000
  7. India = 1.587.000
  8. Yugoslavia = 1.027.000
  9. Perancis Indochina = 1.000.000
  10. Rumania = 841.000
  11. Hungaria = 580.000
  12. Perancis = 562.000
  13. Italia = 459.500
  14. U.K = 450.400
  15. Amerika Serikat = 418.500
  16. Cekoslowakia = 365.000
  17. Lithuania = 353.000
  18. Yunani = 300.000
  19. Latvia = 227.000
  20. Belanda = 205.900
  21. Ethiopia = 205.000
  22. Dll
* Indonesia masuk di urutan terbanyak ke-5 di dunia dengan korban 4 Juta tewas


Berikut ini data-data pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua :


Perang Dunia II Di Benua Asia Dan Pasifik



Hideki Toji


1937 : Perang Sino - Jepang (1937 - 1945)

Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian di Eropa. Jepang telah menginvasi China pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang pun dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.


1940 : Jajahan Perancis Vichy

Pada 1940, Jepang menduduki Indochina Perancis (kini Vietnam), sesuai persetujuan dengan Pemerintahan Vichy, meski secara lokal terdapat kekuatan Perancis Bebas (Free French), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman dan Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan memboikot minyak.


1941 : Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor




Pada 7 Desember 1941, pasukan pesawat tempur Jepang yang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo, melaksanakan serangan udara dadakan ke Pearl Harbor, yang merupakan pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Karena ketidaksiapan AS terhadap serangan kejutan itu, maka pasukan udara Kamikaze Jepang hanya menghadapi perlawanan kecil dan berhasil menghancurkan pelabuhan tersebut. Atas serangan membabi buta itu, AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.

Bersamaan dengan serangan ke Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda.

Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania.


1942 : Invasi Hindia-Belanda

Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber minyak.

Jepang dalam hal ini memang sengaja mengambil taktik tersebut, sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America), British (Inggris), Dutch (Belanda), (Australia) yang berkedudukan di Bandung.

Walhasil, serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA, khususnya Australia dan Belanda. Jepang mengadakan serangan laut secara besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942, dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur dalam insiden itu.

Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya, sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan Porong.

Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian, membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer.

Pada awalnya, Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung. Namun, tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Akan tetapi, setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung, akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.


1942 : Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal

Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil saat itu, maka Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk.

Sebulan kemudian, invasi Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang, yaitu Atol Midway.

Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk, yang mana industri Jepang sendiri tidak dapat menggantikannya. Sementara itu, Angkatan Laut AS kehilangan satu kapal induknya. Kemenangan besar buat AS ini, menyebabkan Angkatan Laut Jepang terpaksa dalam posisi bertahan.



Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942 - Agustus 1945


Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia. Banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara, Yunani dan Timur Tengah.

Para pemimpin Sekutu telah setuju, mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun, pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh.

Pada 7 Agustus 1942, Pulau Guadalcanal diserang oleh Amerika Serikat, dan pada awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne. Namun sayang, pasukan darat Jepang disini menderita kekalahan meyakinkan untuk pertama kalinya. Dan pada februari 1943 pertahanan Jepang pun runtuh di Guadalcanal .


1943 – 1945 : Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik

Pasukan Australia dan AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang di duduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang.

Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah.

Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.

Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri sebenarnya merupakan salah satu alasan Jepang dalam memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif, setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.


1945 : Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang



Awan jamur di atas Hiroshima setelah dijatuhkannya Little Boy


Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS, menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Atas perintah Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, setelah enam bulan pengeboman terjadi di 67 kota di Jepang.

Diantara kota-kota lain, Tokyo di bom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri, setidaknya ada 90.000 orang yang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu.



Cendawan asap Fat Man yang diakibatkan oleh ledakan nuklir di atas Nagasaki setinggi 18 km


Tanggal 6 Agustus 1945, AS mengirim 2 buah pesawat jenis B-29 superfoster yang membawa bom atom dengan massa 55 ton dari markas AS di Filipina. Bomber B-29 dengan nama “Enola Gay” yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom “Little Boy” di Hiroshima, dengan daya ledak 50 km², menciptakan awan jamur yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus).

Diikuti pada tanggal 9 Agustus 1945, Jepang dikejutkan dengan dijatuhkannya kembali bom nuklir berjulukan “Fat Man” dengan massa 105 ton berdaya ledak hingga 100 km² oleh bomber B-29 bernama “Bock’s Car” yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney, yang menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki.


Surat penyerahan diri Jepang kepada Sekutu



Surat penyerahan diri Jepang kepada Sekutu


Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang, merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan.

Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, dan menandatangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS Missouri di teluk Tokyo, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II.

Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi “Three Non-Nuclear Principles”, melarang negara itu untuk memiliki senjata nuklir.



Peta ASIA 1941


Perang Dunia II Di Benua Afrika Dan Timur Tengah



Benito Mussolini


“Kami akan menaklukkan. Orang-orang dari Italia, untuk senjata! Tunjukkan kegigihan, keberanian Anda, Anda layak.” Diktator fasis Italia, Benito Mussolini, ketika Italia menyatakan perang terhadap Britania dan Perancis pada Juni 1940 yang secara langsung membawa konflik ke Afrika.


1940 : Mesir dan Somaliland

Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir, terutama Terusan Suez yang sangat vital.

Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass) yang terhenti pada 1941, ketika sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman.

Akan tetapi, pasukan Jerman yang belakangan dikenal sebagai Korps Afrika yang berada di bawah pimpinan Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangannya terhadap Mesir.


1941 : Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk

Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi Suriah dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan di dukung oleh Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini.

Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran.

Namun kemudian, Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi diatas, kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, dimana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan Yahudi.

Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, guna merebut kota pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan, hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein.


1942 : Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua



Crusader tank Britania melewati Panzer IV Jerman yang terbakar di tengah gurun


Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke titik pertahanan terakhir, sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun, mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.

Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942, sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai “Rubah Gurun”, absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit kuning di Eropa.

Montgomery yang mengetahui Rommel absen, maka Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan. Meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery berhasil memenangkan pertempuran ini.

Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel.

Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat, bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir, lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia telah berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang diperkuat oleh pasukan AS.


1942 : Pertempuran Madagaskar



Tentara Britania mendarat di Tamatave pada Mei 1942


Pertempuran Madagaskar adalah kampanye sekutu untuk merebut Madagaskar yang dikuasai Perancis Vichy selama Perang Dunia II. Pertempuran ini dimulai pada 5 Mei hingga 6 November 1942 dengan hasil kemenangan diperoleh sekutu.


1942 : Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis



Pasukan Sekutu mendarat dalam serangan bernama sandi Operasi Obor


Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di Casablanca, Oran, dan Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di Bône, gerbang menuju Tunisia.

Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.


1943 : Kalahnya Korps Afrika

Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai, akibat dari hilangnya pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar bagi Jerman di Afrika.

Pasukan Jerman dan Italia terjepit diantara pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libya. Pasukan Jerman yang sedang mundur, terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran Kasserine Pass, sebelum menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman.

Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan menawan sekitar 250.000 tentara Axis.

Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk menyerang Sisilia pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada 3 September 1943. Italia menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni 1944.


Operasi Militer Perang Dunia II Di Benua Afrika


  • Kampanye Afrika Timur (Perang Dunia II) (1941) — Serangan Angkatan Laut Inggris terhadap Italia yang menguasai Daratan Somalia-Inggris
  • Operasi Camilla (1941) — Operasi disinformasi Inggris untuk menutupi tindakan terhadap Eritrea
  • Operasi Canned (1940) — Pemboman di Banda Alula, daratan Somalia-Italia, oleh Angkatan Laut Inggris
  • Kampanye Afrika Timur (Perang Dunia II) Akhir keberadaan Italia (1941) — Pendaratan pasukan Inggris di Assab, Pelabuhan terakhir Italia di Laut Merah
  • Pertempuran Madagaskar “Ironclad” (1942) — Pertempuran Madagaskar
  • Operasi Ancaman (1940) — Pertempuran laut, Pasukan Perancis dan Serangan Inggris di Dakar, Perancis-Afrika Barat (Senegal)
  • Operasi Pendukung (1941) — Patroli laut lepas anti-kapal selam Sekutu di Laut Madagaskar

Perang Dunia II Di Benua Eropa Rusia (Uni Soviet)



Adolf Hitler


1939 : Invasi Polandia, Invasi Finlandia



Kapal perang Schleswig-Holstein menyerang kota pelabuhan Gdynia - 13.09.1939


Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik “Blitzkrieg”, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah Polandia kering, hal ini memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka.

Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an, saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurangsiapan pasukan garis belakang dan koordinasinya, serta lemahnya Angkatan Udara Polandia, menyebabkan Polandia sukar memberi perlawanan.

Meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur, namun jumlah itu tidak berarti apa-apa dalam melawan Angkatan Udara Jerman “Luftwaffe” yang tangguh. Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September, sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret 1939.

Setelah mengalami kehancuran disana-sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur, yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya, Ribentrop-Molotov.

Akhirnya, Polandia menyerah kepada Nazi Jerman, setelah kota Warsawa dihancurkan. Sementara itu, sisa-sisa para pemimpin Polandia melarikan diri, diantaranya ada yang ke Rumania. Dan yang lain, ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6 Oktober.

Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh Inggris dan Perancis yang saat itu berada dibawah komando Jenderal Gamelin dari Perancis, membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun, hal itu juga yang menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill.

Ketika Hitler menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali praktek-praktek kejam Pasukan SS dibawah Heinrich Himmler terhadap orang orang Yahudi.

Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30 November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet, meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah yang cukup besar, serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral yang cakap, akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin.

Finlandia memberikan perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat, terutama dari tetangganya Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu.

Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku, namun dapat bergerak lincah, meskipun sebenarnya kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya, Soviet mengerahkan serangan secara besar-besaran dengan 3.000.000 tentara untuk menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia, sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.

Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St. Petersburg.


1940 : Invasi Eropa Barat, Republik-Republik Baltik, Yunani, Balkan



Salah satu foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam putih lainnya. Tampak di tengah-tengah Adolf Hitler


Dengan tiba-tiba, Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940 melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.

Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman pada 10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan “Perang Pura-Pura” (Phony War) dan memulai Pertempuran Perancis.

Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis.

Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary Force) yang terperangkap di utara, kemudian dievakuasi melalui Dunkirk dengan Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati Garis Maginot sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah pemerintahan boneka Vichy.

Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.

Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau “Battle of Britain”, perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada tahun 1940, memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris.

Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang, berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London.

Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang didasarkan atas pembalasan ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil, pilot pesawat tempur Spitfire dan Huricane dapat berisirahat.

Perang juga berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik, kapal-kapal selam Jerman (U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.

Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman, Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama (Kekuatan Poros).



Benito Mussolini dan Adolf Hitler


Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu Mussolini berperang melawan Yunani.

Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal Kerajaan Ottoman.

Namun, Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang di dominasi oleh Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.


1941 : Invasi Uni Soviet
  • Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman
  • Pertempuran Stalingrad

1944 : Serangan Balik



Pasukan Amerika Serikat melakukan invasi di Pantai Omaha

  • Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris, 1944

1945 : Runtuhnya Kerajaan Nazi Jerman



Berkibarnya bendera Uni Soviet diatas gedung pemerintahan Nazi, Reinchstag, merupakan tanda berakhirnya Perang Dunia II di Eropa


Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri bersama dengan istrinya Eva Braun di dalam bunkernya.

Tepat sehari sebelumnya, Adolf Hitler menikahi Eva Braun, dan memerintah pengawalnya setelah mati untuk membakar mayatnya, setelah menyalami setiap anggotanya yang masih setia.

Pada tanggal 2 Mei, Karl Dönitz diangkat menjadi pemimpin menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal yang sama.

Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis.

Tanggal 8 Mei, penduduk di negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan mereka, akan tetapi Uni Soviet merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.

Sejarah Perang Dunia II (Versi Lengkap - Volume II : "Bintang Dan Kegelapan")




Sayap-Sayap Kehidupan

Perang Dunia II bermula dari sekelompok ultranasionalis yang lahir di tiga negara. Di Jerman, Adolf Hitler lahir sebagai pemimpin Partai Nazi, partai antisemit yang menginginkan kekuasaan ras Arya. Adolf Hitler menggunakan kekuatannya untuk melengserkan Republik Weimar yang membuat Jerman mengalami krisis moneter luar biasa.

Setelah Hitler berkuasa pada 1933, dia segera memperkuat militer untuk bersiap-siap memulai pertempuran demi kekuasaan. Dengan semangat Lebensraum (ruang tinggal), dia menginginkan tanah kekuasaan yang lebih luas untuk ras Arya.



Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler (kanan)


Di Italia, diktator Benito Mussolini meraih tampuk kekuasaan setelah paham fasisme yang ia anut berhasil mengalahkan komunisme dan sosialisme. Mussolini menginginkan Italia berkuasa sebagaimana pada masa Kekaisaran Romawi Suci dahulu.

Dia mendapat kepercayaan dari Raja Italia untuk membangun pemerintahan, dan Mussolini segera membangun pemerintahan keras dan fasis, yaitu paham dimana kepentingan negara berada di atas segala-galanya. Dia juga kawan akrab Hitler, yang kemudian mengadakan Aliansi Berlin-Roma.



Kaisar Hirohito


Kaisar Hirohito memang secara de facto menjadi kaisar sah di Jepang. Akan tetapi, sadarkah sang kaisar, bahwa yang berkuasa dan menjalankan roda pemerintahan sesungguhnya ialah Jenderal Hideki Tojo. Dengan demikian, militer dalam hal ini secara jelas telah mengambil alih pemerintahan sipil di Jepang.


Awal Perang



Jenderal Franco, Diktator Spanyol


Sebelum perang meletus, Spanyol telah jatuh dalam perang saudara antara sayap kiri (sosialis, komunis, dan rakyat biasa yang mendukung republik) dan sayap kanan (tuan tanah kaya raya, perwira, gereja katholik, dan Partai Fasis Falange yang menginginkan raja untuk kembali berkuasa). Sayap kiri didukung oleh Uni Soviet, sementara sayap kanan dipimpin Jerman dan Italia.

Ketika perang meletus, sayap kiri sempat berkuasa ketika datang sayap liberal dari negara lain, yakni Laurie Lee. Sayap kiri jatuh dan loyalis liberal menguasai sejumlah kota besar. Hingga akhirnya sayap kanan yang di dukung Jenderal Franco, berhasil menghancurkan pertahanan loyalis di Madrid dan menduduki kursi kekuasaan hingga 1975.

Uni Soviet adalah negara besar yang terletak di Eropa Timur, membentang jauh hingga Siberia dan Asia Tengah. Uni Soviet didirikan oleh Vladimir Lenin yang berhasil menggulingkan Tsar Rusia, Nicholas II, dalam Revolusi Oktober 1917. Negara ini dipimpin oleh seorang diktator komunis Joseph Stalin sejak 1924, yang mengambil kekuasaan setelah Lenin meninggal.

Meskipun Jerman dan Uni Soviet merupakan sesama negara sosialis, tetapi Uni Soviet bukan antisemit. Yahudi adalah agama terbesar ketiga di Uni Soviet setelah Gereja Ortodoks Rusia dan Islam, itulah yang membuat Poros tak bisa bersekutu dengan negara ini.

Ketiga negara mulai menunjukkan keagresifannya sejak tahun 1930-an. Kebangkitan ekonomi dan militer Jerman meresahkan Inggris dan Perancis, yang trauma akan Perang Dunia I (PD I) yang berakhir pada 1919 dengan ditandatanganinya Perjanjian Versailles yang sangat merugikan Jerman dan sekutunya. Perjanjian itu diharapkan dapat mengakhiri perang secara permanen, akan tetapi justru menjadi 20 tahun menuju perang baru.

Jepang menyerbu Manchuria dan dengan mudah menduduki Korea. China yang masih dikuasai oleh Partai Kuomintang yang lemah, harus mengakui, bahwa Jepang menguasai separuh negaranya di bagian utara.

Italia, yang masih menjajah Libya, mengikuti pada 1935, menyerbu Abessynia (sekarang Ethiopia) sebagai tanda berdirinya 'Kekaisaran Roma Baru'. Sebelumnya pada tahun 1896, Italia pernah dikalahkan Abessynia saat negara itu mencoba mendapatkan ibukota Addis Ababa.



Benito Mussolini dalam parade kemenangan di Roma atas Abessynia


16 Maret di tahun yang sama, wajib militer diterapkan di Jerman. Setahun kemudian, pasukan Jerman menduduki Rhineland. Italia mengalahkan Abessynia dan mendapatkan Addis Ababa pada 1936. Pasukan China dan Jepang bentrok di dekat Beijing, dan insiden itu disebut "Insiden Jembatan Marco Polo" yang terjadi pada 7 Juli 1937. Setahun kemudian, tepatnya 15 Oktober 1938, tentara Jerman memasuki Sudetenland.

Jerman adalah negara yang paling banyak mengambil andil dalam setiap langkah Poros. Pada 1938, ia merebut Wina, menduduki Austria dan kemudian mengambil Cekoslovakia pada 16 Maret 1939. Setelah kedua negara tersebut jatuh, Jerman mengalihkan perhatiannya pada Polandia.

Inggris dan Perancis berjanji akan membantu, jika Polandia akan menjadi korban selanjutnya. Akan tetapi, Hitler tak pernah mengira janji ini akan dipenuhi. Musim panas 1 September 1939, tentara Jerman menyerbu masuk ke dalam Polandia melalui rawa-rawa yang telah kering. Dua hari kemudian Inggris, Perancis, Australia, dan Selandia Baru menyatakan perang terhadap Jerman.

Sebelum menyerang Polandia, Hitler telah menandatangani Pakta Non-Agresi dengan Stalin. Hitler tak pernah berniat untuk memenuhi pakta ini. Dia hanya tak ingin Soviet mengganggu, sementara dia sedang sibuk melumat Polandia dan menggilas Eropa Barat. Swedia, Spanyol, Switzerland, dan Portugal segera menyatakan kenetralannya.



Penandatanganan Pakta Non-Agres Soviet-Jerman.
Pakta ini disebut Pakta Agustus 1939


Italia tak mau kalah dengan keberhasilan sekutunya, Jerman. Dengan semangat Italia Irridenta (Italia yang belum dibebaskan), Mussolini memutuskan menyerbu Albania pada 7 April 1939. Setelah berhasil menguasai Kekaisaran Abessynia pada Mei 1936, Italia merasa dirinya cukup kuat untuk terjun lebih jauh lagi ke dalam ranah pertempuran.

Albania dikejutkan dengan serangan Italia melalui Laut Adriatik, laut yang memisahkan Semenanjung balkan dengan Semenanjung Italia. Tentara Italia dengan agresif menyerbu masuk ke dalam Albania yang berhasil dilumpuhkan secara total.

Albania jatuh jauh lebih cepat daripada Abessynia ataupun negara-negara lain yang ditaklukkan Italia. Albania adalah negara paling cepat lengser nomor dua dalam Perang Dunia II (PD II). Italia hanya perlu waktu 5 hari saja untuk merampas Tirana dan menguasai seluruh Albania.



Tentara Italia merayakan kemenangan atas Albania


Belum puas dengan Polandia, Uni Soviet mencoba membentangkan sayapnya ke timur, dan menoleh pada Finlandia. Invasi Uni Soviet terhadap Finlandia ini dimulai pada 30 November 1939. Tentara Merah Uni Soviet menyerbu ke dalam Finlandia, dan mencoba menguasainya meski gagal.

Serbuan kedua kalinya kembali dijalankan, tetapi Soviet harus menerima, bahwa pasukan Finlandia, yang dibantu Spanyol, Swedia, Hungaria, dan militan Estonia, mampu memukul mundur pasukan Soviet, hingga ke perbatasan.



Taktik gerilya yang diterapkan tentara Finlandia dalam Winter War tak sanggup menghentikan langkah Tentara Merah


Melihat keadaan seperti ini, Stalin mulai merasa geram. Dia segera melancarkan 3 juta tentara sekaligus, untuk membungkam Finlandia. Alhasil, Stalin dapat duduk kembali dengan tenang di kursinya. Tentara Merah dengan cepat mampu mendorong tentara Finlandia, yang semakin terdesak ke dalam negaranya.

Dibantu dengan bantuan logistik, serta persenjataan yang lebih memadai, kota-kota penting di Finlandia berhasil direbut, dan Stalin serta para jenderalnya, mulai memandang ibukota Helsinki sebagai tambang emas yang menggiurkan.



Viipuri, kota terbesar kedua di Finlandia yang diberikan pada Uni Soviet seusai Winter War


Melihat keadaannya yang semakin terdesak, pemerintah Finlandia segera menawarkan perundingan dengan Uni Soviet. Tawaran ini diterima, dan perundingan diadakan di Moskow. Ditandatangani pada 12 Maret 1940, Finlandia menyerahkan sebagian Karelia, termasuk tanah genting Karelia, serta lahan besar di utara Danau Ladoga.


Daerah ini termasuk kota Viipuri, kota terbesar kedua di Finlandia yang diserahkan pada Uni Soviet. Viipuri adalah kota industri dan wilayah signifikan di Finlandia yang masih dipegang oleh tentara Finlandia. Penyerahan kota Viipuri mendapat protes keras dari banyak rakyat Finlandia yang merasa pemerintah mereka terlalu 'loyo', tetapi pemerintah Finlandia menganggap Viipuri adalah bayaran murah sebagai pengganti Helsinki dan seluruh Finlandia.



Wilayah Finlandia yang diserahkan pada Uni Soviet


Perang Yang Sesungguhnya



Tentara Jerman berbaris memasuki Polandia, 1 September 1939


Pasukan Jerman, dengan taktik blitzkrieg (langkah kilat), melaju dengan cepat menghajar pertahanan Polandia, dan mendekati ibukota Warsawa dalam waktu satu minggu. Dalih Hitler untuk menyerang Polandia saat itu adalah untuk merebut kota Danzig yang banyak ras Arya-nya. Tapi dalih itu hanyalah dalih palsu belaka.

Polandia yang melihat dirinya tidak siap akan serangan Jerman ini, saking putus asanya, Polandia mengerahkan pasukan kavaleri berkudanya untuk melawan tank-tank dan pesawat Jerman, yang kemudian dibantai habis oleh Jerman tak bersisa.

Belum selesai mengurus Jerman, Polandia dikejutkan kembali dengan serangan Uni Soviet dari timur. Pasukan Soviet menyapu bersih dari timur, sementara Jerman dari barat.

Kemudian, akhirnya bertemulah kedua pasukan tersebut di Warsawa dan membuat garis demarkasi. 20 September 1939, seluruh Polandia sudah jatuh ke tangan Jerman dan Uni Soviet, dan para pemimpin negaranya dipaksa untuk menyelamatkan diri ke Rumania.




Jatuhnya ibukota Warsawa, 1939


Setelah Polandia jatuh, tak ada lagi perang untuk sementara waktu. Secara resmi, Jerman telah berada dalam status perang dengan Inggris, Perancis, Australia, dan Selandia Baru, tetapi kenyataannya tidak ada pertempuran sama sekali.

Situasi ini disebut Phoney War (Perang Palsu). Situasi ini dimanfaatkan oleh para seniman untuk menggambarkan era perang. Bahkan, ada beberapa yang mengolok-olok Hitler, seperti komedian pantomim "Charlie Chaplin". Sehingga, Hitler pun sangat benci dengan orang itu.



Charlie Chaplin dengan kumis ala Hitler-nya


Di Polandia, orang-orang Yahudi, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia, ditangkapi. Mereka untuk sementara ditampung di Ghetto (tempat terkumuh) Warsawa, sebelum akhirnya dibawa ke kamp tahanan di Auschwitz untuk disiksa. Orang-orang Yahudi yang disiksa dan dibunuh ini disebut korban holocaust, salah satu kejadian paling mengerikan dalam sejarah umat manusia yang akan terus berlanjut, hingga kejatuhan Nazi pada 1945. Phoney War ini lantas oleh para seniman disebut juga sitzkrieg.

Phoney War berakhir pada 9 April 1940, ketika sitzkrieg kembali lagi menjadi blitzkrieg. Jerman mengejutkan Sekutu dengan menyerbu negara-negara Eropa Utara, Denmark dan Norwegia.

Denmark menyerah dengan cepat, sementara Norwegia mencoba bertahan. Inggris dan Perancis segera datang untuk membantu Norwegia yang semakin terdesak. Tujuan utama Hitler menduduki Skandinavia ialah untuk mengambil alih kendali atas Lautan Atlantik, yang bisa memblokir jalur perdagangan Inggris ke Eropa Utara.

Inggris dan Perancis tampak tergesa-gesa dalam menyelamatkan Norwegia, akan tetapi hasilnya sama saja. Norwegia ambruk beberapa bulan kemudian. Ini telah merubah pandangan Perancis terhadap Jerman, karena sebelumnya angkatan perang Perancis cukup percaya diri, mengingat negaranya pernah mengalahkan Jerman pada Perang Dunia I.



Serdadu Jerman meremukkan pertahanan Norwegia


Tapi kali ini berbeda, Jerman yang dulu tidak seperti yang Perancis kira. Jerman dalam 3 dasawarsa telah bangkit dengan jumlah rakyat 3 kali lebih besar daripada Perancis, dan memiliki teknologi tempur yang tinggi serta armada perang yang kuat.

Oleh karenanya, Perancis merasa terancam setelah Norwegia dan Denmark ambruk seketika. Ternyata benar, Hitler telah meminta para jenderalnya untuk menyusun taktik mencaplok Eropa Barat. Hitler memandang Perancis sebagai tempat yang "pas" sebagai tempat tinggal ras Arya.

Hitler tak ingin seperti Uni Soviet yang hanya mendapatkan 11% wilayah Finlandia. Dia ingin menaklukkan Perancis secara utuh, dan kemudian daratan Britania Raya, serta selanjutnya Irlandia.

Perancis segera membuat pertahanan. Berdasarkan pengalaman pada Perang Dunia I, Perancis mengira Jerman akan menyerbu wilayahnya melalui Belgia. Karena itulah Perancis mempersiapkan pasukan yang hebat di perbatasan Belgia.

Hanya ada satu jalur lagi yang bisa digunakan Jerman untuk menyerbu Perancis, yaitu melalui sebuah hutan lebat, dataran tak menentu di Ardennes, sebelah selatan Luksemburg. Perancis tak pernah mengira Hitler akan menyerang lewat jalur ini, sebab mereka yakin, bahwa Hitler bukan seorang yang segila itu dan akan mampu berbuat hal semacam itu.



Pasukan Jerman menembus hutan Ardennes, Luksemburg


Dan benar, ternyata mereka salah. Hitler memang orang gila yang memiliki strategi gila untuk melewati Ardennes. Dia membabat hutan Ardennes dan memaksa tank, kendaraan lapis baja, dan para tentaranya untuk menyeberangi hutan tersebut.

Sempat terjadi kemacetan saat Hitler menggunakan trik ini. Tetapi hasilnya sama saja, Perancis dikejutkan oleh serangan gila ini. Pada 10 Mei 1940, Perancis dan Inggris dikejutkan oleh serangan mendadak yang tak pernah diperkirakan selama ini. Dengan cepat pasukan Jerman melindas Luksemburg, sebuah negara kecil yang menurutnya hanyalah menjadi penghalang tak berarti bagi dirinya untuk menuju Paris.

Luksemburg yang sudah dilindas dan sekarat, tak bisa berbuat apa-apa selain menyerah hari itu juga, menjadi satu-satunya negara dalam Perang Dunia II yang bisa dilumpuhkan hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, dan membiarkan Jerman memasuki Perancis melalui wilayahnya.

Pada hari yang sama itu pula, pasukan parasut Jerman berhasil mendarat di Belanda dan Belgia. Angkatan perang Belanda menyerah pada 15 Mei, selang beberapa jam setelah pengeboman berat di kota Rotterdam.



Belanda menyerah setelah kota Rotterdam luluh lantak


Pasukan gabungan Inggris-Perancis sudah berusaha mati-matian, tetapi pasukan Jerman terlalu perkasa dan berhasil mengepung mereka di sebuah tempat bernama Dunkirk, pesisir utara Perancis, pada 26 Mei 1940.

Belgia mencoba bertahan hingga titik darah penghabisan, akan tetapi hasilnya sama saja. Perjuangan mempertahankan tanah air di Belgia akhirnya terhenti. Belgia telah runtuh pada 28 Mei, ketika raja-nya mengumumkan, bahwa angkatan perangnya sudah berada di ambang batas.

Selama dua bulan berikutnya, tentara yang terkepung di Dunkirk mulai dievakuasi ke Inggris. Tak ada lagi serangan terhadap Perancis hingga 6 Juni. Perancis kini dalam kondisi sendirian. Inggris tak mampu membantu lebih lanjut, karena dirinya pun harus mempersiapkan diri akan kemungkinan terburuk yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Austria, Belgia, Belanda, dan Luksemburg yang menjadi tameng pembatasnya, telah tergilas oleh pasukan Jerman. Semenanjung Hispanik, yaitu Spanyol dan Portugal, netral, dan tak mungkin dia menaruh harapan pada negara kecil seperti Andorra, Liechtenstein, atau Monako yang lebih memilih netral daripada digilas seperti Benelux.

Meskipun akhirnya tentara Perancis mampu mematahkan bala bantuan untuk Jerman yang datang dari Italia, tetapi sesungguhnya Jerman tak membutuhkan bantuan sama sekali dari sekutu lemahnya itu untuk menumpas Perancis.

Setelah itu, tentara Perancis tak dapat berbuat banyak, ketika tentara Jerman menyerbu dengan ganasnya ke negara mereka. Hanya perlu waktu sebelas hari saja bagi Jerman untuk menundukkan Perancis.



Serdadu Jerman memasuki Paris setelah kejatuhan Perancis, 1940


Pada 17 Juni 1940, pemimpin Perancis, Marsekal Petain, menawarkan perundingan dengan Jerman ketika negara itu berhasil menduduki Paris. Perundingan itu akhirnya ditandatangani pada 22 Juni.

Jerman diberikan hak untuk mengendalikan pesisir utara dan perairan Atlantik. Seluruh Perancis takluk pada kekuasaan Jerman. Pemerintahan Perancis yang baru disebut Perancis Vichy, sementara Charles de Gaulle membangun pemerintahan Perancis darurat di London.



Hitler menyempatkan diri berpose di depan Menara Eiffel, setelah tentaranya berhasil kota menduduki Paris

Sejarah Perang Dunia II (Versi Lengkap - Volume III : "Akhir Dari Sebuah Tirani")




Sayap-Sayap Kehidupan

Sejak Juni 1940, Inggris harus bertahan sendirian dalam menghadapi keperkasaan angkatan perang Jerman. Inggris menyaksikan sendiri, bagaimana angkatan bersenjata Jerman yang perkasa itu mencaplok Austria, merobohkan Cekoslovakia, kemudian menghancurkan Polandia, meruntuhkan Denmark dan Norwegia, melindas Belanda, Belgia, dan Luksemburg, serta bagaimana cara Jerman memberangus sekutu karibnya dengan sangat tragis, Perancis.

Ditambah lagi, pada 10 Juni 1940, Italia menyatakan perang terhadap Inggris dan Perancis. Ini bukan masalah besar, hanya tinggal menunggu waktu hingga Italia runtuh dengan sendirinya.



Charles de Gaulle, pahlawan Perancis


Pada 5 Juli, pemerintah Perancis Vichy memutuskan hubungan diplomatik dengan Britania Raya dan Irlandia Utara (United Kingdom). Masalah besarnya adalah, bagaimana kalau Jerman sampai berpikir untuk menyerang Kepulauan Inggris. Hanya Selat Inggris yang memisahkan Inggris dengan Eropa Daratan, yang mana hampir seluruhnya telah dikendalikan Nazi Jerman yang tengah menjalankan holocaust.

Lagi-lagi, Inggris masih sendirian, bahkan Amerika Serikat dan Uni Soviet masih belum terlibat. Australia, Selandia Baru, dan India yang menjadi sekutu Inggris pun, masih sibuk menghadapi ekspansi Jepang. Irlandia yang masih meributkan sengketa wilayah di Irlandia Utara, tak akan sudi membantu, dan Semenanjung Hispanik telah netral.

Pada 10 Juli 1940, ketakutan Inggris terbukti. Jerman dengan angkatan lautnya mencoba menyeberangi Selat Inggris. Usaha Jerman ini selalu gagal, karena angkatan laut Inggris terlalu kuat. Meskipun Jerman mengerahkan hampir semua kapal selamnya, namun semua seperti percuma.

Inggris menyadari kapal-kapal perang yang ia buat bersama Perancis, yang kini telah takluk, akan menjadi ancaman bagi dirinya. Sebab kapal perang itu kini ada di tangan Perancis, tepatnya di salah satu tanah jajahan Perancis yaitu di Algiers, Aljazair.

Sebelum Jerman menyadari keberadaan kapal tersebut, dan sebelum pemerintah Perancis Vichy benar-benar berkhianat, Inggris bersama Royal Air Force (RAF), angkatan udara Kerajaan Inggris, menyerbu pangkalan angkatan laut kolonial Perancis di Algiers, Aljazair.

Serangan tersebut sukses menenggelamkan seluruh kapal yang dianggap berbahaya bagi Inggris, hal itu jelas menggambarkan bagaimana suksesnya dan betapa kejamnya Inggris membantai mantan sekutu karibnya itu.

Merasa terkhianati, Perancis Vichy merencanakan untuk bergabung bersama Jerman untuk mencaplok Inggris, tetapi Petain menolak. Dia mengatakan, "Sudah cukup satu kekalahan dan tak akan ada lagi hal serupa."



Luftwaffe dalam Battle of Britain, 7 September 1940


Keinginan untuk menjajah Inggris akhirnya ditunda oleh Hitler. Dia merasa Inggris akan jatuh dengan sendirinya, apabila dia berhasil membombardir daratannya. Dengan angkatan udara-nya yang kuat, Luftwaffe, Jerman memulai aksinya mengebom kota-kota penting di Inggris, yaitu London, Portsmouth, serta kota-kota lainnya.

Seketika Inggris menderita kehancuran besar, tetapi masih berani dengan nyali yang tersisa untuk membalas dengan membombardir Bremen dan Dresden. RAF yang selama ini menjadi rival abadi Luftwaffe, mau tak mau harus mengakui, bahwa mereka memang benar-benar imbang.

Pertempuran di Selat dan daratan Inggris ini disebut Battle of Britain (Pertempuran Britania). Blitzkrieg di daratan Inggris berlangsung pada 7 September 1940 dan menghancurkan sebagian besar London, termasuk daerah East End. Kehancuran juga terjadi di Glasgow, Coventry, dan Portsmouth.



London 1940, kerusakan akibat pengeboman oleh Luftwaffe


Sehari sebelum Battle of Britain, Italia yang masih menjajah Libya mencoba menginvasi Mesir yang dikuasai Inggris. Melalui pesisir utara, tentara Italia menyeberangi perbatasan dan mulai mengadakan penyerangan menuju Kairo. Tujuannya adalah mengambil alih Terusan Suez yang vital, yang bisa melumpuhkan ekonomi Inggris.

Namun, Italia justru mengalami kemalangan. Pasukan Inggris yang dibantu tentara pelarian Perancis di bawah pemerintahan darurat di London, malah menyerang balik dan Italia terpukul mundur kembali ke Libya.

Invasi Italia atas Mesir gagal pada 16 September 1940. Di saat bersamaa, Inggris dan Perancis berhasil mengambil sebagian wilayah utara Libya dan Italia mulai terdesak mundur.

Ini merupakan kekalahan Italia yang untuk kali pertamanya, setelah sebelumnya berhasil menang atas Abessynia dan Albania. Italia segera membuat Front Sidi Barrani Timur yang diharapkan mampu membendung kekuatan Inggris di Libya. Tapi sekali lagi, ini tak berfungsi sama sekali.



Tentara Italia memasuki Mesir pada 1940


Melihat kesuksesan Jerman, Italia jadi semakin termotivasi dan tak pantang menyerah, meski sudah mengalami kekalahan di Afrika Utara. Dengan semangat membara, Mussolini memutuskan untuk menyerbu Semenanjung Balkan lebih dalam lagi, yaitu dua negara besar, Yugoslavia dan Yunani.

Italia menyerbu masuk ke dalam Yunani pada 28 Oktober 1940. Meski begitu, tentara Italia harus menerima, bahwa dirinya dihabisi oleh pasukan gabungan Yunani dan Yugoslavia yang disokong oleh Inggris. Italia bahkan lari terbirit-birit kembali ke Albania, karena dikejar-kejar calon mangsanya sendiri.

Pasukan Yunani, Yugoslavia, dan Inggris bahkan bisa menyerang balik dan mendesak pertahanan Italia di Albania. Italia benar-benar gagal total dalam menginvasi seluruh Balkan pada Maret 1941. Melihat sekutunya dipermalukan dengan sangat tak terhormat, Jerman dengan baik hati mengirim bala bantuan yang langsung mendapat kemenangan kembali atas Albania.

Di Afrika Utara, perang terus berlanjut antara Italia yang lemah melawan Inggris, Perancis, Australia, Mesir, Selandia Baru, dan, kemudian Amerika Serikat sejak Desember 1941.

Pasukan Sekutu menyerang dari timur, merebut Tobruk pada 22 Januari, setelah sebelumnya berhasil mengambil Bardia. Pada 6 Februari, kota Benghazi direbut oleh Sekutu dan Italia mulai kewalahan menghadapi pemberontakan rakyat Libya yang mulai merasa kolonial Italia sudah semakin lemah.



Jenderal Erwin Rommel


Tripoli yang dijadikan ibukota kolonial pun, mengalami kerusuhan yang hebat. Melihat hal ini, lagi-lagi Jerman berbaik hati dan segera datang membantu di bawah komando Jenderal Erwin Rommel yang dijuluki "serigala padang pasir".

Setelah menduduki Albania kembali dengan sukses, Jerman dan Italia berencana mendapatkan Yugoslavia, negara terbesar di Semenanjung Balkan. Invasi atas Yugoslavia diberi nama Operasi 25 (Operation 25), yang dimulai pada 6 April 1941. Bersamaan dengan itu, Operasi Marita (Operation Marita) juga dilancarkan, yaitu serangan Jerman terhadap Yunani. Yugoslavia jatuh pada 17 April 1941 dan Yunani menyusul sepuluh hari setelahnya.

Dengan dikalahkannya Yugoslavia, Jerman dan Italia memecah-mecah negara tersebut menjadi tiga, yaitu negara independen Kroasia, negara boneka Serbia yang dikendalikan oleh Jerman, dan Montenegro yang menjadi negara protektorat Italia.

Di Yunani, bendera swastika Nazi mulai berkibar sejak Athena dirampas pada 27 April 1941. Tentara Inggris yang beroperasi di Yunani mencoba melarikan diri ke Pulau Kreta. Melalui Operasi Merkur (Operation Merkur), pasukan Jerman membersihkan Pulau Kreta dari sisa-sisa tentara Inggris dan memaksanya lari tunggang langgang menyelamatkan diri ke Pulau Malta di Laut Mediterania.



Bendera Swastika Nazi dikibarkan di Athena setelah jatuhnya Yunani


Turki, bekas sekutu Jerman dalam Perang Dunia I (PD I), yang juga memiliki wilayah kecil di Semenanjung Balkan, segera mengerahkan pasukannya agar Jerman dan Italia tidak bergerak lebih jauh lagi menuju Istanbul.

Operasi Merkur dijalankan begitu Hitler menghentikan Battle of Britain pada Mei 1941, ketika Jerman merasa perang tersebut tak menghasilkan apa-apa, akan tetapi Inggris diuntungkan berkat keputusan Hitler itu.

RAF, meski kuat, tetapi benar-benar sudah habis-habisan saat itu. Jika seandainya Jerman bersabar sedikit saja dan meneruskan perang, maka tak akan ada lagi masa depan bagi Kerajaan Inggris.

Pada Juni 1941, Angkatan Darat Australia dan Sekutu, menginvasi Suriah dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni 1941. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi.

Pemberontakan di dukung oleh Mufti Besar Jerusalem, Haji Amin al-Husseini. Karena garis belakangnya terancam, Inggris mengirimkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Haji Amin al-Husseini melarikan diri ke Iran.



Husseini terlihat akrab dengan serdadu Jerman


Tetapi kemudian pasukan Inggris yang dibantu Uni Soviet, menyerbu Iran dan menggulingkan rezim shah Iran yang pro-Nazi. kedua tokoh itu kemudian menyelamatkan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka lalu bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan Yahudi.

Uni Soviet sudah tak ingin lagi terlibat lebih jauh dalam perang. Setelah puas melumat Finlandia, Stalin kini bisa duduk-duduk dengan santai di kursi kekuasaannya. Ia masih saja bermimpi membagi Eropa bersama Jerman, tetapi mimpinya itu pupus di tengah jalan, ketika Operasi Barbarossa dimulai pada 22 Juni 1941, tiga minggu setelah Operasi Markur berakhir.



Sipil yang dieksekusi di Pulau Kreta selama Operasi Markur


Tetapi pada kenyataannya, kedua belah pihak sama sekali tak berniat memenuhi pakta yang telah mereka tanda tangani pra-jatuhnya Polandia. Hitler hanya ingin Stalin diam, sementara dia menggilas Eropa Barat, dan sebaliknya Stalin ingin Hitler bungkam sementara, dia membangun tentara untuk mempertahankan wilayahnya yang paling barat, yakni Polandia bagian timur dan Ukraina.

Stalin tahu pasti, cepat atau lambat Hitler akan tergoda untuk menyerang Uni Soviet yang begitu luas, yang dianggap tambang emas sebenarnya oleh Nazi Jerman. Akan tetapi dia tak mengira Hitler akan sudi terlibat dalam banyak pertempuran untuk waktu yang relatif dekat.



Tentara Jerman memasuki Uni Soviet pada 1940


Akibat kelalaian Stalin yang belum juga menempatkan pasukan di perbatasan barat, lebih dari 3 juta serdadu Jerman menyeberangi perbatasan menuju wilayah Uni Soviet. Serangan tersebut hanya mengalami sedikit perlawanan. Hitler bahkan berhasil menduduki Ukraina dan merebut Kiev.

Banyak warga Ukraina yang menuntut kemerdekaan dari Uni Soviet, sehingga banyak yang membangkang dan bergabung dengan Jerman. Sasaran utama Hitler ada dua, menguasai kota Leningrad dan Moskow. Taktik Blitzkrieg digunakan lagi dalam pertempuran ini, dengan harapan mampu meraih kemenangan gemilang seperti yang sudah-sudah.



Tentara Jerman amat akrab dengan wanita Ukraina di Kiev


Tetapi kali ini berbeda. Jerman semakin terdesak, ketika mencoba memasuki Uni Soviet lebih dalam. Perlawanan besar terjadi beberapa mil di luar pintu gerbang ibukota Moskow. Pasukan Soviet yang kuat, yang sukses mengalahkan Finlandia, kini berhadapan langsung dengan pasukan negara yang telah menaklukkan Eropa Barat. Pertempuran habis-habisan akan dimulai, yang menjadi pertempuran paling berdarah di sepanjang sejarah.

Di Asia, Jepang berhasil menguasai sejumlah negara-negara di Kepulauan Pasifik. Hanya ada tiga musuh besar bagi Jepang, yakni Australia, India yang dikendalikan Inggris, dan Selandia Baru.

Pada 16 September 1940, RUU yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt, tentang mobilisasi pasukan disetujui, dan ini membuat Jepang merasa terancam. Hanya ada dua pilihan bagi Jepang, menyerang terlebih dahulu dan menang atau menunggu hingga Amerika Serikat datang dan menentangnya.

Maka pada 7 Desember 1941, pangkalan militer Amerika Serikat di Hawaii, Pearl Harbor, dibombardir dan menenggelamkan empat ratus kapal Amerika Serikat. Anehnya, kapal-kapal penting dan kuat tidak ada di sana. Yang ada hanyalah kapal-kapal tua yang lemah, yang mungkin bisa tenggelam kapan saja tanpa diserang.

2403 orang meninggal, termasuk 68 warga sipil. Mereka seperti korban yang sudah disiapkan Roosevelt, agar memiliki alasan untuk ikut dalam pertempuran dalam Perang Dunia II (PD II) ini. Maka sehari setelahnya, Amerika Serikat dan Inggris menyatakan perang terhadap Jepang.



USS Arizona tenggelam pada serangan di Pearl Harbor


Sehari setelah menyerang Pearl Harbor, Jepang segera menyerbu Filipina yang juga dikuasai Amerika Serikat. Serangan bom menjadi awal penyerangan, dan berubah menjadi serangan darat dua minggu kemudian.

Pasukan Amerika Serikat dan Filipina mencoba mempertahankan wilayah, tetapi Jepang lebih kuat. Amerika Serikat yang dipimpin Jenderal Douglas McArthur tergusur. Langkah Jepang sangat gemilang, yang dapat disamakan dengan blitzkrieg Jerman.

Jerman melihat Jepang sebagai sebuah kekuatan besar di Asia yang dapat diandalkan. Angkatan perang Jepang berhasil dengan sukses menghajar pertahanan negara-negara kolonial Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat di Asia-Pasifik.

Hitler mencoba merangkul Jepang, dengan harapan dengan itu Jepang akan sudi membantunya dengan menyerang Uni Soviet dari timur, hal yang sebelumnya tak pernah dilakukan Tokyo. Hitler menggambarkan keinginannya bersekutu dengan Jepang melalui pernyataan perang dengan Amerika Serikat, hal yang ditentang banyak anggota Nazi.

Para jenderal memohon agar Hitler tidak melakukan hal tersebut. Mereka tak ingin berhadapan dengan dua legenda sekaligus, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pertempuran front timur sudah melelahkan, dan menambah-nambah front hanya akan mengukir nisan Nazi saja.

Akan tetapi Hitler ingin menjadi orang yang memutuskan. Akhirnya, pada 11 September 1941, Jerman dan Italia menyatakan perang terhadap Amerika Serikat dalam waktu hampir bersamaan.

Afrika Utara menjadi medan pertempuran yang panas. Jerman dan Italia berhasil mengembalikan wilayah yang semula direbut oleh Sekutu. Maroko, Tunisia, Aljazair, dan Sahara Barat yang menrupakan jajahan Perancis yang sudah runtuh, otomatis telah berada di bawah kontrol Jerman.

Dengan bala bantuan dari Jerman, Poros berhasil memasuki Mesir dan membuat Sekutu terdesak. Jepang di Asia berhasil merebut pulau-pulau Pasifik, seperti Pulau Guam dan Wake yang dikuasai Amerika Serikat.

Pada Maret 1941, ketika pertempuran di Rusia dan Afrika Utara semakin memanas, Jepang menyerbu Birma dan menguasainya. Jepang kemudian mulai terfokus pada Port Moresby di Papua Nugini, yang menjadi koloni Inggris.

Sekali lagi, Poros di Afrika Utara terjepit, karena Hitler tengah terfokus pada Uni Soviet dan tidak terlalu memperhatikan pertahanan di Afrika.



Kapal Italia yang berpatroli di Laut Mediterania


Jerman menyerahkan keamanan Laut Mediterania pada angkatan laut Italia yang berjaga-jaga di sepanjang perairan, dari Perancis hingga Tripoli, Libya. Italia berjaga-jaga dengan jumlah pasukan yang banyak, yang diyakini Mussolini tak akan berhasil ditembus Sekutu dengan usaha sekeras apapun.

Namun, kenyataannya lain. Kesalahan justru terjadi akibat kelengahan tentaranya. Angkatan Udara Kerajaan Inggris menyerbu Laut Mediterania dan menenggelamkan sebagian besar kapal-kapal Italia yang berpatroli di lautan. Serangan ini tak mampu ditahan Italia, karena tidak siaga.

Meski mendapat teguran dari Hitler, Mussolini dan Italia-nya memang tak bisa diandalkan sejak awal. Kemudian tak lama setelah itu gabungan angkatan udara Amerika Serikat dan Inggris menyerang angkatan laut Italia lagi, dan sekali lagi, angkatan laut Italia dapat dilumpuhkan secara total akibat ketidaksiagaan pasukannya.

Dalam keadaan putus asa dan semakin terdesak, Rommel meminta pengunduran dirinya pada Hitler, tetapi ditolak. Dia dipaksa melanjutkan pertempuran, bahkan hingga sebagian besar angkatan perang Italia telah lumpuh dan bantuan logistik telah diblokir, karena Laut Mediterania telah berhasil direbut Sekutu. Hitler lebih fokus pada Uni Soviet yang bertempur habis-habisan dengan persenjataan yang lebih hebat.



Tentara Kanada datang membantu Inggris dalam perang di Hongkong


Di tahun yang sama, Jepang menyerbu Hongkong, koloni utama Inggris di China. Pasukan Inggris mencoba mempertahankan Pulau Hongkong, tetapi hasilnya sama saja. Pada 25 Desember 1941, bertepatan dengan hari Natal, seluruh Hongkong sudah jatuh ke tangan Jepang.

Hari Natal yang seharusnya disambut dengan bahagia, justru menjadi duka di pihak Inggris. Poros di Afrika Utara semakin babak belur. Kota Benghazi di Libya berhasil dikuasai oleh Inggris, dan Ajdabiya juga jatuh sehari setelahnya. Rommel mendapat pukulan hebat ketika harus menelan kekalahan di front El Agheila, Libya.

Pada 1 Januari 1942, bertepatan dengan tahun baru Masehi, Deklarasi Persatuan Bangsa-Bangsa ditandatangani oleh 26 negara. Sembilan belas hari kemudian, Konferensi Wannsee diadakan Nazi untuk membahas 'Solusi Akhir Pertanyaan Yahudi'.



Anne Frank, korban holocaust


Berdasarkan hasil konferensi itu, jutaan orang Yahudi mulai dieksekusi di kamp-kamp tahanan, holocaust sudah semakin merajalela di seluruh Jerman. Salah satu korban holocaust paling terkenal adalah Anne Frank, seorang Yahudi Belanda yang kemudian menulis buku harian pengalamannya selama di kamp. Bahkan, satu hal yang nyaris dilakukan Hitler, dia hampir mengubah nama Berlin menjadi Germania.

Rommel tetap bertahan setelah permintaan mundurnya ditolak Hitler. Dengan sukses dia mendapatkan kembali Ajdabiya pada 23 Januari dan Benghazi enam hari kemudian. Pasukan Jerman di tanah Rusia semakin terdesak. Jerman, yang berperan sebagai pasukan garis depan, mengandalkan Italia, Rumania, Hungaria, dan Bulgaria sebagai pasukan garis belakang.

Tapi itulah kesalahan paling fatal Hitler. Tanpa disadarinya, pasukan garis belakang yang dipimpin Italia mengalami kehancuran setelah diserang mendadak oleh Tentara Merah Soviet. Jerman mendapati dirinya terjebak tanpa perlindungan belakang, dan mereka tidak siap menghadapi musim dingin Rusia yang sangat kejam.

Pada Februari 1942, segelintir pasukan Jepang berhasil meluluhlantakkan pasukan Inggris yang berjumlah jauh lebih banyak di Singapura. Pulau Singapura dan sekitarnya jatuh ke tangan Jepang pada hari itu juga, yang menjadi kekalahan paling memalukan dalam sejarah angkatan bersenjata Inggris.



Kuala Lumpur, Februari 1942


Pada bulan dan tahun yang sama, Jepang mulai mengincar Semenanjung Malaya. Angkatan udara Jepang membombardir Kuala Lumpur, Malaysia, yang dikendalikan Inggris. Pasukan Inggris segera mempertahankan Brunei Darussalam, yang merupakan tambang minyak incaran Jepang.

1 Maret 1942, Jawa yang dikendalikan Belanda, menyerah tanpa syarat setelah Jepang mendarat di Tarakan dan mulai mengancam akan mengebom Bandung. Seluruh wilayah Hindia Belanda (sekarang menjadi Indonesia) telah jatuh ke tangan Jepang. Sekitar 100 ribu tentara Belanda, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris ditawan di Indonesia.

Setelah menguasai hampir sebagian Asia Tenggara, Jepang kembali fokus pada Filipina yang menyerah pada 9 April 1942 di Tanjung Bataan, dan kemudian seluruh Filipina jatuh pada kendali Jepang pada 6 Mei di Pulau Corregidor. Jenderal Douglas McArthur yang dievakuasi ke Australia berkata "Aku akan kembali", sebelum dia dibawa ke Australia.



Jenderal Douglas McArthur


Meski Jerman menggunakan serangan yang menyasar ke sipil, sebenarnya Amerika Serikat dan Inggrislah yang memulainya. Kedua negara memasuki Jerman daratan dan mengebom kota-kota penting, membunuh rata-rata 100 sipil dalam waktu sehari. Kota Hamburg dan Dresden nyaris hancur total.

Jepang lebih menderita lagi, karena sebagian besar rumah-rumahnya berdekatan dan terbuat dari kayu. Serangan udara Amerika Serikat ke daratan Jepang pada 10 Maret 1942, membuat badai api di angkasa Jepang, dan banyak warga sipil yang tewas akibat serangan ini.

Dua hari sebelum menyerahnya Amerika Serikat di Filipina, sebuah pertempuran di Coral Sea telah dimulai dan dimenangkan Sekutu pada 8 Mei 1942. Kota Tobruk di Libya bagian timur berhasil diambil lagi oleh Poros. Operasi Barbarossa mengalami kebuntuan.

Pasukan Jerman semakin terjepit, meski sudah mengepung Leningrad. Akhirnya Hitler merubah tujuannya. Dari semula menggilas Uni Soviet, menjadi mendapatkan Rusia Selatan. Namun, Stalin tak akan membiarkan hal itu terjadi.



Joseph Stalin, pemimpin Uni Soviet


Jepang dan Amerika Serikat bertempur di Midway, sebuah pertempuran laut dimana pesawat-pesawat Amerika Serikat berhasil menenggelamkan tiga kapal induk Jepang dalam waktu yang begitu singkat, satu menit. Jepang tak pernah pulih sejak kekalahannya disini.

Pada akhir bulan Juni, pertempuran El Alamien I berlangsung dan dimenangkan Poros. Perlawanan Soviet di Crimea berakhir pada 5 Juli 1942 dan kini Stalin bisa lebih leluasa memfokuskan diri pada kecoa-kecoa Hitler di negaranya. Melihat kekuatan yang sudah tak memungkinkan, Jerman menarik diri dari Rusia Utara, menuju selatan.

Meski telah mengepung Leningrad selama 900 hari, tetapi Perlawanan kuat dari Uni Soviet membuat Jerman tak bisa menguasainya. Front Moskow mengalami kekalahan telak, dan Hitler mencoba mengulur kekalahan dengan berusaha mendapatkan sebuah kota di selatan, Stalingrad.

Langkah Jerman menuju Stalingrad bermula pada 9 Juli 1942. Ketika Jepang mulai melancarkan bombardir terhadap Australia Utara, Jenderal Alexander dan Montgomery mengambil alih komando Sekutu atas front di Timur Tengah pada 13 Agustus 1942.



Jenderal Bernard Law Montgomery


Kedua jenderal ternyata berhasil memusingkan Rommel. Hitler, semakin pusing mendapat laporan hasil pertempuran dimana-mana. Jepang harus mempertahankan wilayah yang begitu luas dengan persenjataan yang semakin tipis. Pada 23 Agustus, pesawat-pesawat Jerman menyerang Stalingrad.

Di Afrika Utara, Rommel gagal melancarkan aksi di Alam el Halfa. Pertempuran pecah di kota Stalingrad pada 13 September 1942. Kali ini Tentara Merah Soviet muncul dengan kekuatan yang baru.

Georgy Zhukov, seorang jenderal cemerlang di pihak Uni Soviet, merasa Jepang tak akan menyerang wilayahnya di Timur Jauh, karena negara tersebut sedang sibuk mengurus musuh utamanya, Amerika Serikat.

Zhukov mengerahkan pasukannya dari Siberia yang dibantu persenjataan dan dukungan Tentara Merah. Orang-orang Siberia adalah rakyat mahir berburu dan tidak takut dingin. Kini mereka akan memulai perburuan lagi. Tapi sasarannya bukan rusa ataupun beruang, melainkan tentara Jerman.



Marshal Georgy Konstantinovich Zhukov


Pertempuran Stalingrad adalah pertempuran paling berdarah sepanjang sejarah umat manusia. Kurang lebih tujuh serdadu tewas setiap lima menitnya. Tentara Soviet mati-matian mempertahankan kota dan Jerman yang semakin terdesak dipaksa Hitler untuk tidak menyerah.

Hitler lupa kemampuan istimewa Soviet dalam memobilisasi pasukan. Bantuan yang terus berdatangan membuat Jerman benar-benar dihancurkan. Musim dingin Rusia dimanfaatkan dengan sangat baik oleh pasukan Soviet. Banyak tentara Jerman yang mati akibat penyakit dan kelaparan.

Satu-satunya tujuan mereka merebut Stalingrad bukan karena paksaan dari Hitler, melainkan untuk mempertahankan hidup. Pasukan Jerman yang kedinginan bisa saling bunuh, hanya karena berebut gubuk dan jerami untuk menghangatkan diri. Tapi Soviet berbeda, mereka bekerja sebagai seorang profesional di medan perang dingin dan bersalju.

Perang Stalingrad berlangsung penuh darah. Soviet berada di puncak pertempuran sejak 19 November 1942. Jerman kebingungan menghadapi dua front sekaligus, di Eropa dan Afrika Utara. Italia sudah tak bisa diandalkan dan Jepang terlalu jauh dari jangkauan.



Tentara Sekutu selama Operasi Obor di pantai Algiers, Aljazair


Montgomery melancarkan Operation Lightfoot di El Alamien yang membuat pertahanan Poros di kota itu kocar-kacir dan berhasil beralih kendali ke tangan Sekutu. Tiga hari kemudian, yaitu pada 8 November 1942, Jenderal Dwight Eisenhower dari Amerika Serikat melancarkan Operasi Obor (Operation Torch) guna merebut Maroko dan Aljazair yang dikendalikan pemerintah Perancis Vichy.

Hanya dalam waktu sehari, Sidi Barrani diambil alih lagi oleh Sekutu, begitu juga dengan Tobruk empat hari kemudian. Pada 15 Desember, Inggris merebut Derna, sementara Amerika Serikat berhasil mendarat di Maroko dan Aljazair setelah mengalahkan gabungan tentara Jerman dan Perancis Vichy pada 16 November 1942. Jerman dan Amerika Serikat lalu bertemu di kota Djebel Abiod, Tunisia, sehari setelahnya.

Rommel kesulitan menghadapi dua jenderal jenius sekaligus. Serdadu Sekutu yang dinamai Eighth Army, berhasil menduduki Benghazi pada 20 November. Tentara Amerika Serikat berjalan dan dalam waktu seminggu berhasil mencapai kota Terbourba dan Djedeida, 12 mil dari Tunis, pusat pertahanan Poros.

Akan tetapi Rommel berhasil mendorong mundur pasukan tersebut di Medjez el Bab, dan memaksanya bertahan di Terbourba yang kemudian gagal dipertahankan oleh Amerika Serikat. Sementara itu, di timur, Eighth Army berhasil merebut Sirte.

Jepang tak pernah memulai aksi dan terus bertahan sejak Pertempuran Midway. Negara kecil itu harus mempertahankan wilayah luasnya dari gempuran Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Inggris.

Ibukota kolonial Italia di Tripoli dirampas oleh Inggris pada 23 Januari 1943. Rommel dan tentaranya terseok-seok menyelamatkan diri ke Garis Mareth, perbatasan selatan Tunisia dengan Libya. Dari Jalan Faid di pusat Tunis, Poros melangkah menuju pertempuran Zizi Bouzid, dan tiba di Sbeteila dua hari kemudian. Poros benar-benar semakin terdesak di Afrika Utara.

Di Stalingrad, Jerman sudah tak punya harapan untuk menang, tetapi Hitler tetap bersikeras untuk menguasai kota. Stalin menganggap Hitler melakukan aksi yang sia-sia, dan dia tetap menolak menyerahkan Stalingrad sebagaimana Finlandia menyerahkan Viipuri.

Serdadu Jerman akhirnya terkepung di kota, tanpa makanan, tanpa bantuan logistik, tanpa persenjataan, dan Soviet sudah siap melakukan strategi 'sapu habis', hingga akhirnya serdadu Jerman menyerah pada 2 Februari 1943. Sisa-sisa tentara Jerman ditawan, tapi perlakuan sebagai tawanan masih lebih baik daripada kedinginan dan melanjutkan pertarungan yang sia-sia di Stalingrad.




Serdadu Soviet mengibarkan bendera kemenangan di Stalingrad


Stalingrad, sebuah kota di daratan Rusia, akhirnya menjadi awal dari akhir para pasukan Nazi, yang dengan tak sengaja telah mengukir batu nisannya sendiri. Pertempuran itu adalah kekalahan pertama Jerman, sekaligus patokan dari kekalahan-kekalahan Jerman pada pertempuran berikutnya.

Operation Vulcan yang dilancarkan Sekutu pada 7 Mei 1943 berhasil menyelesaikan Front Timur Tengah. Mereka menyerbu masuk ke dalam Tunisia, satu-satunya wilayah kekuasaan Poros yang tersisa di Afrika Utara. Bantuan tak bisa lagi dikirim, karena Laut Mediterania yang tadinya diberikan pada Italia, justru jatuh ke tangan Inggris, Australia, dan Selandia Baru.

Rommel hanya tinggal menanti kekalahannya yang pertama. Meski begitu, Nazi Jerman tetap mati-matian mempertahankan Tunisia dengan percuma. Pertempuran besar terjadi di Sfax, Sidi Bouzid, Terbourba, dan Djedeida. Garis Mareth berhasil dikuasai Sekutu terlebih dahulu pada 23 Maret 1943.

Akhirnya Amerika Serikat dapat melaju kembali ke Tunisia, setelah mendapat kebuntuan di Terbourba, setelah Inggris berhasil menerobos pertahanan timur dan selatan Jerman di Tunisia.

Pada 7 Mei 1943, pasukan Inggris memasuki ibukota Tunis, Amerika Serikat mengambil kendali atas kota Bizerte, dan Rommel dievakuasi kembali ke negaranya. Sisa-sisa serdadu Jerman dan Italia menyerah di Tunis, Tunisia, pada 13 Mei 1943. Front Afrika dan Timur Tengahpun berakhir di sini.



Serdadu Jerman dan Italia yang ditawan setelah jatuhnya Tunis, Tunisia


Jatuhnya Tunis dan kekalahan Poros di Afrika Utara dan Stalingrad, adalah awal dari kekalahan beruntun Italia dan Jerman, sementara kekalahan Jepang atas Midway adalah titik balik yang signifikan.

Setelah kekalahan Poros di Afrika Utara, Uni Soviet dan Amerika Serikat mulai mengambil andil dalam pembebasan Asia dan Eropa. Pakta Non-Agresi telah gagal disepakati dan Soviet kini mulai tergiur melihat Jerman yang sudah lemah, setelah kegagalan atas Stalingrad.



Senin, 03 September 2012

Sejarah Perang Dunia II (Versi Lengkap - Volume IV : "Garis Akhir")




Sayap-Sayap Kehidupan

Setelah jatuhnya koloni Perancis Vichy di Tunisia pada 13 Mei 1943, Sekutu mulai berlaku agresif. Antara tahun 1940 - 1945, pabrik-pabrik persenjataan Amerika Serikat telah memproduksi lebih dari 300 ribu pesawat tempur. Banyak di antaranya adalah pengebom berat, seperti B-17 dan B-29.

Uni Soviet membuka perbatasan baratnya, memasuki wilayah yang semula dikuasai Jerman setelah memenangkan pertempuran atas Stalingrad. Inggris yang paling antusias. Setelah bergabungnya Amerika Serikat dan Uni Soviet pada kubu Sekutu, semua keluarga di London berkumpul bersama di ruang makan setiap pukul tujuh malam. Mereka berdoa dan ayah mereka selalu berkata, "Amerika ada di pihak kita. Rusia ada pihak kita. Inggris tidak sendiri lagi."



Pesawat B-17. Rekonstruksinya sekarang ada di Musium Stockholm, Swedia


Yang seharusnya ketakutan saat itu adalah Poros, terutama Italia yang paling lemah. Setelah berhasil merebut negara-negara di Afrika Utara, dimulai dari Mesir, kemudian, Sahara Barat, Maroko, Libya, Aljazair, dan terakhir Tunisia, para jenderal dari kubu Sekutu, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, Perancis merdeka, dan Kanada, berkumpul di Kairo, Mesir, untuk membahas serangan guna menghentikan langkah Poros.

Banyak dari mereka berpendapat, untuk menyelesaikan perang, mereka harus menyeret salah satu sekutu Jerman dan kemudian mengeluarkannya dari medan pertempuran. Jerman masih sangat kuat. Kekalahan di Stalingrad mungkin memeras habis kekuatannya, tetapi Jerman masih tangguh untuk memukul mundur Sekutu Barat, jika mereka suatu saat menyerang.

Jepang mengadakan perlawanan yang hebat di lautan. Kapal perang Jepang hampir menguasai seluruh lautan Pasifik. Jadi sasarannya? Tentu saja. Italia menjadi sasaran empuk untuk digilas oleh Sekutu.

Kegagalan di Afrika Utara sama saja dengan membuka aib dan kelemahan negeri sendiri. Mussolini sangat lalai, dan sekarang Semenanjung Italia harus bersiap-siap dalam menghadapi mimpi terburuk di sepanjang sejarah mereka.



Marshal Georgy Konstantinovich Zhukov, otak di balik kegemilangan Uni Soviet


Sekutu masih memperdebatkan mana yang benar dan mana yang salah, sementara Uni Soviet sudah mulai mengadakan perlawanan. Jenderal Georgy Zhukov, pahlawan Soviet yang berhasil mendorong keluar Jerman dari Rusia, merencanakan taktik blitzkrieg versi Soviet yang diperkirakan akan mampu merebut Polandia bagian barat yang dikuasai oleh Jerman dalam waktu kurang dari seminggu.

Stalin mulai memobilisasi kekuatannya, membuat gentar Jerman yang masih menduduki Ukraina. Di Kairo, hanya tinggal satu masalah yang harus diselesaikan. Masalah itu adalah rute yang akan mereka ambil untuk menginvasi Italia. Apakah mereka harus melewati Sardinia? Ataukah Sisilia?

Perdebatan ini berakhir dengan satu keputusan, yakni mereka akan memulai serangan di Sardinia, tetapi itu hanya sebagai pancingan agar mereka bisa mencapai daratan Italia melalui Sisilia dengan mudah.



Kapal Perang Italia meledak dalam pertempuran di perairan Sisilia


Sekutu menyerbu Sardinia pada 7 Juli 1943, dan mendapat perlawanan kuat dari Jerman dan Italia. Ini memang direncanakan oleh Sekutu. Dua hari setelahnya, mereka mendaratkan pasukan di Sisilia, mengejutkan Jerman dan Italia, sebagaimana Perancis dan Inggris dikejutkan saat mereka menyerang melalui Ardennes.

Tentara Jerman, dengan cepat, melakukan perlawanan di Sisilia dengan dibantu oleh sisa-sisa tentara Italia yang masih bertahan. Sekutu terlalu kuat. Poros semakin terdesak lebih jauh ke dalam Sisilia, sementara tak ada bantuan apapun dari Tokyo. Perlawanan ini cukup memakan waktu yang lama, tetapi hasilnya sama saja. Sisilia akhirnya berhasil ditindih oleh kekuasaan Sekutu pada 17 Agustus 1943.



Tentara Kanada memasuki Modica, Sisilia


Tertindihnya Sisilia membuat Sekutu, terutama Italia, panik. Rakyat mulai mendesak turun Mussolini, karena dianggap ingkar pada janjinya. Sebelum memulai perang, Mussolini telah berkata, bahwa tujuan perang adalah untuk merebut daerah-daerah yang berbahasa Italia dan mendirikan Kekaisaran Roma Baru.

Tapi kenyataannya lain, Sisilia justru direbut dan ini membuat Mussolini terdesak. Setelah dengan sukses mendapatkan Sisilia, Sekutu mulai terkonsentrasi pada daratan Semenanjung Italia.

Di Eropa Timur, Uni Soviet berhasil merebut kembali Ukraina, serta menginvasi Bulgaria dan Semenanjung Balkan lainnya. Bekerja sama dengan Yugoslavia, Uni Soviet memberikan bantuan persenjataan dan logistik, sementara Yugoslavia berjuang melawan kolonial Italia dan Jerman.



Partisan Yugoslavia dalam perang kemerdekaan Yugoslavia


Kepanikan Italia terbukti pada 3 September 1943, ketika Sekutu mendaratkan pasukan di Semenanjung Italia, tepatnya di Salerno. Dipimpin oleh Jenderal Harold Alexander, operasi ini dinamai Operation Avalanche, sementara dua operasi lainnya berkedudukan di Calabria (Operation Baytown) dan Taranto (Operation Slapstick).



Field Marshal Harold Rupert Leofric George Alexander


Italia dan Jerman segera ambil tindakan. Setelah Afrika Utara dan Stalingrad gagal, Hitler tak akan membiarkan sekutunya dikalahkan begitu saja. Bala bantuan berjumlah besar didatangkan dari Jerman. Secara keseluruhan, Italia tak dapat berbuat banyak. Mereka hanya bergantung pada kekuatan sekutu-sekutunya.



Tentara Jerman mati-matian mempertahankan daratan sekutunya, Italia


Inggris, tidak seperti Albania di pandangan Italia yang bisa ditaklukkan dalam kurun waktu lima hari. Juga bukan Luksemburg di hadapan Jerman, yang bisa dilindas dan sekarat dalam waktu kurang dari 24 jam.

Inggris kuat, dibantu oleh Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Perancis merdeka. Serangan ini menggentarkan Poros, dan Tokyo hanya bisa berharap-harap cemas, sementara dia hanya bisa berdoa dan tetap fokus pada Amerika Serikat, musuh utamanya.

Dalam waktu singkat, kota-kota besar seperti Bari, Napoli, Reggio, dan Foggia sudah jatuh ke tangan Sekutu. Mussolini semakin terjepit. Tentaranya mulai berbalik menyerangnya, sementara Jerman-lah yang mati-matian mempertahankan Italia.



Raja Victor Emmanuel III


Namun, hasilnya sama saja. Jerman dan Jepang harus kehilangan adik mereka yang paling lemah pada 16 September 1943. Italia runtuh ketika Sekutu berhasil memasuki ibukota Roma, mendesak Mussolini untuk lengser dari kekuasaannya dan dibantu tentara Jerman untuk lari ke utara.

Raja Victor Emmanuel III segera memecat Mussolini sebagai kepala pemerintahan dan membiarkan Sekutu mengubah Italia menjadi sebuah negara yang demokratis, yang justru berakhir dengan robohnya kekuasaan raja pada 1946.




Benito Mussolini dan kekasihnya, Clara Patachi, dieksekusi karena kalahnya Italia dalam perang


28 November 1943, "Tiga Besar" atau The Big Three yang terdiri dari Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt, Presiden Uni Soviet Joseph Stalin, dan Perdana Menteri Winston Churcill berkumpul di Teheran, Iran, untuk membahas langkah berikutnya setelah Italia berhasil dieksekusi.

Perjanjian yang dihasilkan adalah, Uni Soviet bertugas menggusur Jerman dari timur, sementara koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis merdeka, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan negara-negara koloni Inggris lainnya diserahi tugas untuk membobol pertahanan barat.



"Tiga Besar", Joseph Stalin (kiri), Franklin Delano Roosevelt (tengah), Winston Churcill (kanan), berkumpul di Teheran, Iran


Perjanjian ini dilaksanakan dengan antusias oleh Stalin, yang sudah sangat yakin Hitler tidak akan bisa melakukan lagi apa yang telah ia lakukan pada 1941. Dengan cepat Tentara Merah Soviet merontokkan kekuasaan Jerman di timur, sementara koalisi masih mencoba menembus pertahanan di barat.

Tentara Soviet lebih handal dalam pertempuran musim dingin. Mereka bergerak lebih lincah dengan pakaian tebal berlapiskan palto, sementara langkah mereka begitu gesit dengan menggunakan ski saat bertempur.



Pasukan ski Soviet merebut Praha, Cekoslovakia


Tentara Merah Soviet berhasil membatalkan pendudukan 900 hari atas Leningrad, kota terbesar kedua di Uni Soviet dan Rusia pada 27 Januari. Tak hanya itu, Soviet juga berhasil menginvasi Rumania dan negara-negara yang terletak antara negara itu dan Polandia.

Seluruh Polandia sudah berada di bawah genggaman Soviet dengan serangan fajar pimpinan Jenderal georgy Zhukov. Kwajalein di Kepulauan Marshall yang diduduki Jepang diserang Amerika Serikat 4 hari kemudian.



Tentara Soviet menggagalkan usaha Jerman merebut Leningrad


Untuk membantu Uni Soviet yang meluluhlantakkan bagian timur, Inggris dan Amerika Serikat merencanakan suatu serangan pembebasan Eropa yang diduduki Jerman. Italia sudah mati, dan mereka kini akan membebaskan Eropa Barat melalui pesisir Perancis.

Pada 6 Juni 1944, pasukan Inggris dan Amerika Serikat mendarat di Normandia. Ini adalah serangan melalui laut terbesar sepanjang sejarah Perang Dunia I (PD I) dan Perang Dunia II (PD II), serta kedua terbesar sepanjang sejarah setelah perebutan Constantinophel oleh Kekaisaran Muslim Ottoman Turki.

Pendaratan pasukan Sekutu di Normandia ini diberi nama D-Day. Sebuah armada laut yang terdiri dari 2.727 kapal uap dan kapal dagang, serta 700 kapal perang, dikerahkan untuk pendaratan. Ratusan personil infantri dikirim, disusul oleh pasukan parasut. Hingga pagi berikutnya, pasukan Inggris dan Amerika Serikat sudah mencapai jumlah 18.000 orang di Normandia dengan sandi Pantai Utah.



Suasana Pendaratan Normandia 1944


Perlawanan garis pertahanan Jerman cukup kuat, akan tetapi mereka mampu di dorong mundur. Di Asia-Pasifik, Jepang terdesak ketika Pulau Saipan di kepulauan Mariana, diserang oleh Amerika Serikat, yang kemudian berhasil dikuasai pada 9 Juli 1944.

Pada 25 Juli 1944, pasukan Amerika Serikat melaju dari Normandia dengan cepat. 25 Agustus di tahun yang sama, Amerika Serikat dibantu dengan 6 negara lainnya, berhasil membebaskan Paris. Inggris bergerak ke utara dari Normandia untuk membebaskan Belanda dan Belgia yang sudah remuk redam sebelum bertempur.

Namun, berbeda dengan Uni Soviet, perlawanan Amerika Serikat dan sekutunya masih mampu dilawan oleh Jerman. 16 Desember 1944, Amerika Serikat harus menerima kenyataan, bahwa pasukan Jerman yang masih terlalu kuat untuknya serta para sekutunya berhasil mematahkan garis depan serdadu Amerika di Ardennes, Belgia, menembus ke dalam Belgia yang lalu menyebabkan 'penyumbatan' di garis-garis Sekutu Barat. Pasukan Amerika yang di bawah komando sementara Jenderal Montgomery, harus bertahan mati-matian, hingga pasukan Sekutu lainnya datang membantu.

Ketika pertempuran semakin memanas, sekali lagi, 'Tiga Besar' berkumpul pada 4 Februari untuk membahas langkah yang perlu mereka ambil untuk menaklukkan Jerman sebagaimana Italia yang bisa ditundukkan dengan mudah.



Winston Churcill (kiri), Franklin Roosevelt (tengah), dan Joseph Stalin (kanan) di Yalta, Uni Soviet


Kali ini mereka bertiga bertemu di Yalta, dekat Pantai Crimea, Uni Soviet, untuk membahas bentuk Eropa pascaperang. Stalin bersikeras ingin menundukkan Jerman secara total dan mengambil kendali atas negara-negara 'sahabat' di Eropa Timur. Karena Roosevelt dan Churcill kurang menyukai gagasan ini, Stalin akhirnya berjanji akan membangun demokrasi tertentu di negara-negara yang dia duduki itu.

Kedua pemimpin negara yang begitu amat sangat percaya dengan Stalin itu, akhirnya menyetujui rencana tersebut. Roosevelt tak ingin menentang Stalin, karena dia sendiri ingin membina 'Aliansi Besar' di antara ketiga bangsa terkuat pascperang ini. Churcill tak ingin menentang lebih jauh, karena dia takut Stalin akan mendesak Britania Raya untuk menanggalkan pemerintahan mereka yang berbentuk kerajaan, yang secara harfiah sangat tidak demokratis.

Pertemuan di Yalta berakhir pada 11 Februari 1944, diakhiri dengan perjanjian akhir, yakni Uni Soviet diberi kekuasaan atas wilayah timur dan Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris menguasai Eropa Barat. Stalin memiliki pasukan angkatan darat terbesar dan terkuat di dunia, yang dia yakini dapat membuat Jerman terseok-seok dan memohon ampunan padanya dengan sia-sia.



Tentara Soviet membebaskan Austria


Amerika Serikat berhasil mendarat di Iwojima, Jepang, dan Stalin tak sudi kalah saing. Dia lalu memerintahkan pasukannya untuk bergerak dan melibatkan diri dalam pertempuran-pertempuran nekad, yang selalu berakhir dengan kemenangan di pihaknya. Soviet lalu semakin mendekati Jerman, memasuki ibukota Wina pada 28 Maret 1944, dan seluruh Austria dapat dibebaskan sehari setelahnya.

Roosevelt meninggal dunia pada 12 April 1945, dan Harry S. Truman menggantikan posisinya sebagai presiden Amerika Serikat yang baru. Pasukan Soviet yang sudah bergerak jauh lebih cepat daripada koalisi Barat, melakukan langkah yang amat mengejutkan. Mereka dengan sukses menguasai seluruh Eropa Timur, menginvasi Hungaria, mendapatkan Cekoslovakia, dan membebaskan Yunani dalam kurun waktu 1944 hingga 1945.



Harry S. Truman, presiden Amerika Serikat


Stalin juga turut membiayai dan mengirim bantuan semasa perang kemerdekaan Yugoslavia, yang berakhir pada 1944 dengan terusirnya pasukan Jerman dan Italia keluar dari Yugoslavia. Albania juga berhasil dibersihkan dari sisa-sisa serdadu Italia yang pro-Mussolini.

Jerman semakin terdesak. Seluruh wilayah jajahannya telah berhasil di rebut dan dia kini sendirian, berada di tengah kepungan Soviet, Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis yang sudah merdeka.

Tentara Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat kemudian berlomba-lomba untuk mencapai ibukota Berlin terlebih dahulu, yang akhirnya dimenangkan oleh Uni Soviet memecahkan lewat pertempuran di Berlin. Ini adalah pertempuran dahsyat yang mengerikan. Jerman bertahan dengan sangat gagah, tetapi Soviet lebih baik lagi.



Seorang serdadu Soviet mengibarkan bendera Uni Soviet di gedung parlemen Jerman setelah jatuhnya ibukota Berlin, 1945


Pada 30 April 1945, Hitler benar-benar putus asa melihat bom-bom Soviet berjatuhan dan meledak di sekelilinginya, menghujani Berlin tanpa memberi ampun, hingga akhirnya Jerman pun menyerah kalah.



Jenazah Hitler dengan luka tembakan di dahi


Rakyat Berlin ketakutan. Maka hari itu juga, hanya ada dua pilihan yang bisa diambil Hitler, yaitu menyerah kalah dan dieksekusi musuh, atau tangannya sendirilah yang harus mengeksekusi dirinya. Akhirnya dia memilih jalan yang kedua, mengakhiri hidup di bunker bersama simpanan yang dia nikahi sehari sebelumnya, Eva Braunn.



Eva Braunn


Seminggu kemudian, pada 7 Mei 1945, Jerman menyatakan menyerah pada Uni Soviet, setelah jenazah Hitler dan Braunn ditemukan. Maka hingga sekarang, setiap 8 Mei di Eropa diperingati sebagai Hari Kemenangan Eropa atau "Victory In Europe" (VE Day).

Kini Jepang benar-benar sendirian. Kaisar cemas, tetapi Jenderal Tojo tetap bertahan. Jepang harus mempertahankan wilayah yang begitu luas dengan persenjataan yang sudah tua dan rusak. Jenderal McArthur yang memiliki dendam kesumat pada Jepang, melancarkan strategi "lompat katak", yaitu strategi untuk menyerang langsung daratan Jepang.

Dia yakin, Jepang akan menyerah dengan sendirinya jika tanahnya dilumatkan. Pada Juni 1945, Amerika Serikat kehilangan 12.000 tentara selama pertempuran di Okinawa, sementara Jepang kehilangan 110.000. Truman tahu, bahwa pertempuran yang semakin lama dapat membuat semakin banyaknya warga sipil yang tewas. Namun alasan utamanya, dia tak ingin Soviet melibatkan diri lebih jauh dalam pertempurannya.

Di saat yang sama, Uni Soviet berhasil menduduki seluruh Manchuria, Mongolia, China Utara, dan Semenanjung Korea bagian utara yang sebelumnya dikuasai Jepang. Amerika Serikat telah menguasai Guam dan Saipan pada 10 Agustus 1944, dan kedua pulau ini cocok sebagai pangkalan udara untuk membombardir Jepang.

Pada 1945, Amerika Serikat menggempur Manila, ibukota Filipina untuk menguasainya kembali. Di sisi lain, Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Situasi ini semakin menyudutkan Jepang. Dua negara raksasa menggempur satu negara kepulauan kecil yang bisa gempa kapan saja.

Di saat bersamaan, pada 2 Agustus 1945, Jerman menandatangani perjanjian damai dengan Sekutu. Mereka berkumpul di kota Potsdam, Jerman, dan perjanjian itu diberi nama "Konferensi Potsdam", yang berisi perjanjian antara Jerman dan Sekutu.

Hasilnya adalah :

1. Jerman dibagi menjadi empat pendudukan, yakni Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis di Jerman Barat, dan Uni Soviet di Jerman Timur

2. Kota Berlin dibagi dua, Berlin Barat pimpinan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, dan Berlin Timur di bawah pimpinan Uni Soviet

3. Kota Danzig dikembalikan pada Polandia

4. Penjahat perang harus di hukum

5. Jerman harus membayar ganti rugi perang



4 wilayah pembagian Jerman


Dua serangan yang mengubah pandangan dunia terjadi pada 6 Agustus 1945, ketika pesawat Amerika Serikat menjatuhkan bom atom atau nuklir di kota Hiroshima. Tiga hari kemudian, Nagasaki juga mengalami hal yang sama. Kedua bom ini telah menewaskan setidaknya 120.000 manusia di Jepang. Melihat keadaan seperti ini, Kaisar Hirohito segera mengambil tindakan dengan meminta angkatan perang Jepang untuk menyerah.

Akhirnya pada 14 Agustus, Jepang menyerah di Teluk Tokyo. Perang telah berakhir, tapi perang yang baru akan dimulai dari sekarang. Penandatanganan menyerah dilakukan di Kapal Induk Missouri di Teluk Tokyo pada 2 September 1945. Hasilnya adalah Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu, dan perjanjian ini diberi nama "Perjanjian San Fransisco".

Hasilnya adalah :

1. Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat

2. Daerah hasil ekspansi Jepang dikembalikan

3. Penjahat perang di hukum

4. Jepang harus membayar ganti rugi perang



Jepang menyerah di kapal induk USS Missouri, 1945


Pada 1947, setelah lengsernya kekuasaan Raja Victor Emmanuel III, Republik Italia harus menandatangani perjanjian damai dengan Sekutu. Mereka berkumpul di Paris, dan pertemuan itu diberi nama "Perdamaian Paris".

Hasilnya adalah :

1. Semua jajahan Italia di Afrika Utara diambil Inggris

2. Wilayah Italia diperkecil

3. Italia harus membayar ganti rugi perang

4. Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali

5. Trieste menjadi negara merdeka di bawah PBB



Perdamaian Paris, 1947


Perang Dunia II meski telah membawa kehancuran yang sangat parah sekali, juga membawa banyak sekali pengaruh pada masa depan. Banyak sekali dan tak terhitung. Tak akan diketahui bagaimana dunia jadinya, jika seandainya Adolf Hitler tidak memimpin Jerman. Tidak tahu juga jika seandainya Sekutu mengalami kekalahan. Tak ada yang mengira bagaimana jadinya dunia jika Uni Soviet, negara dengan angkatan darat terkuat di dunia, bersekutu dengan Jerman. Namun, beginilah kenyataannya.

Akibat yang dibawa Perang Dunia II adalah :

1. Sektor-sektor ekonomi mengalami kehancuran

2. Sarana dan prasarana kehidupan, seperti gedung, jembatan, jalan raya, dan perumahan rusak

3. Amerika Serikat menjadi negara kreditor

4. Banyaknya korban jiwa

5. Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi dua negara adidaya

6. Terjadi perebutan pengaruh antara Blok Barat yang pro-Amerika dengan Blok Timur yang pro-Uni Soviet ini melahirkan Amerika Serikat dengan NATO yang liberalis dan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa yang komunis

7. Tumbangnya imperialisme di Asia dan Afrika

8. Munculnya negara-negara merdeka yang terlepas dari penjajahan bangsa Eropa

9. Terbentuknya PBB

10. Terbaginya Semenanjung Korea menjadi dua yang dipisahkan melalui garis 38 derajat, yaitu Korea Utara yang komunis dan Korea Selatan yang kapitalis

11. Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet


Maka, cukup sekian dan tamatlah artikel tentang Perang Dunia II ini. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari nilai sejarah Perang terbesar dan terdasyat ini, serta meneruskan kehidupan di muka bumi ini dengan damai dan indah.